Kuliah Tamu Bidang Studi Broadcasting “Acting & Directing”

Jakarta, Rabu 13 mei 2020

Berbicara mengenai Acting dan Directing, pada Umumnya Produser akan bekerja sama dengan Sutradara dan Penata Casting untuk mencari aktor yang sesuai untuk memerankan filmnya. Ada beberapa pertimbangan Produser dalam memilih aktor, seperti kemampuan akting, kecocokan dengan karakter, serta popularitas. Tahap produksi adalah tahap dimana naskah film diterjemahkan menjadi gambar dan suara, atau lebih dikenal dengan proses syuting. Saat proses syuting, sutradara yang akan memimpin kru dan aktor di lapangan, produser dapat memantau apakah proses syuting berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana.
Terkadang saat proses syuting, sutradara membutuhkan teman untuk bertukar pikiran dalam membuat adegan. Produser bisa menjadi teman diskusi yang baik untuk sutradara, karena produser dapat memberikan perspektif lain. Setelah film jadi, produser akan mendistribusikan film sesuai dengan yang sudah direncanakan di awal, baik itu ke bioskop dalam negeri, maupun festival film. Sutradara memang tidak pernah tampil di depan kamera (kecuali ikut berperan sebagai aktor), ia adalah orang yang berada di belakang kamera.
Namun peran seorang sutradara sangat menentukan hasil akhir sebuah film. Sutradara adalah seseorang yang menentukan visi kreatif sebuah film. Sutradara memiliki kontrol terhadap pilihan-pilihan kreatif, mulai dari keaktoran, tata visual, suara, sampai musik. Oleh karena itu, sutradara film tidak hanya dituntut memiliki pemahaman yang mumpuni terhadap aspek-aspek teknis, tetapi juga karakter yang kuat sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya itu, sutradara juga harus memiliki ikatan personal yang kuat pada sebuah cerita karena hanya dengan begitu ia mampu menceritakan sebuah cerita dalam level emosi yang mendalam.

Tahap produksi adalah tahap dimana skenario diterjemahkan menjadi gambar dan suara, atau lebih dikenal dengan proses syuting / shooting. Di sini sutradara bertugas memimpin semua lini, mulai dari aktor sampai kru dan teknisi, dalam mengerjakan tugas masing-masing. Berikut rinciannya:
1. Memandu Aktor: setelah berlatih bersama aktor, sekarang adalah di mana proses pembuatan film sesungguhnya terjadi. Sutradara bertugas memberikan informasi, mengarahkan, mengatur, memberikan catatan, dan memimpin para aktor agar dapat memerankan karakter masing-masing sebaik mungkin.
2. Memastikan Kru Menjalankan Tugasnya: setelah proses pra-produksi, yang di Indonesia umumnya berlangsung 1-3 bulan (tergantung kesulitan), para kru mulai bergerak mengimplementasikan semua yang telah dipersiapkan. Penata artistik membangun set dan menyiapkan properti, penata kamera merekam gambar dengan kameranya, dst. Tugas sutradara adalah memastikan mereka menjalankan fungsi dan peran masing-masing.
3. Pemimpin dan Rekan Diskusi: tidak ada proses syuting yang tanpa masalah. Setiap hari sutradara akan berhadapan dengan masalah-masalah teknis yang ada di lapangan. Kadang masalahnya kecil, tak jarang pula masalahnya cukup besar. Oleh karena itu, sutradara harus bisa menjadi rekan diskusi dan pemecah masalah yang baik untuk semua pihak.

Pada dasarnya proses syuting dilaksanakan sesuai dengan jadwal syuting yang telah dibuat. Jadwal syuting secara garis besar pada umumnya tercantum pada breakdown dan detail jadwal setiap harinya dicantumkan ke dalam rundown. Seluruh kru film dan para pemeran sebisa mungkin harus bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan agar proses pembuatan film selesai tepat waktu. Apabila melewati batas waktu yang telah dibuat dalam jadwal, maka diperlukan waktu tambahan dan tentunya hal tersebut akan mempengaruhi rancangan anggaran produksi. Dari seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan film, termasuk aktor dan aktris, harus dapat bersinergi dan saling mendukung, agar setiap aspek pekerjaan terlihat sempurna untuk menghasilkan film berkualitas.